Bunga Matahari (Helianthus annuus L.) adalah tumbuhan semusim dari suku kenikir-kenikiran (Asteraceae) yang populer, baik sebagai tanaman hias maupun tanaman penghasil minyak. Bunga
tumbuhan ini sangat khas: besar, biasanya berwarna kuning terang,
dengan kepala bunga yang besar (diameter bisa mencapai 30cm). Bunga ini
sebetulnya adalah bunga majemuk, tersusun dari ratusan hingga ribuan
bunga kecil pada satu bongkol. Bunga Matahari juga memiliki perilaku
khas, yaitu bunganya selalu menghadap ke arah matahari atau heliotropisme. Orang Perancis menyebutnya tournesol
atau "pengelana Matahari". Namun demikian, sifat ini disingkirkan pada
berbagai kultivar baru untuk produksi minyak karena memakan banyak
energi dan mengurangi hasil.
Kelompok budidaya
Bunga Matahari hias.
Ada empat kelompok budidaya bagi bunga Matahari yang dibedakan berdasarkan kegunaannya. Kultivar yang dirakit biasanya diarahkan pada salah satu kegunaan tertentu saja.
- Kelompok penghasil minyak, dimanfaatkan minyak bijinya. Biji kelompok ini memiliki cangkang biji yang tipis. Kandungan minyaknya berkisar 48% hingga 52%. Untuk menghasilkan satu liter minyak diperlukan biji dari kira-kira 60 tandan bunga majemuk.
- Kelompok pakan ternak, dipanen daunnya sebagai pakan atau pupuk hijau.
- Kelompok tanaman hias, yang memiliki warna kelopak yang bervariasi dan memiliki banyak cabang berbunga,
Sejarah
Tumbuhan ini telah dibudidayakan oleh orang-orang Indian Amerika Utara sejak ribuan tahun lalu. Selanjutnya tersebar ke Amerika Selatan dan menjadi salah satu sumber pangan bagi warga Inka.
Setelah penaklukan oleh orang Eropa, bunga Matahari diperkenalkan ke
Eropa dan berbagai penjuru dunia lainnya pada abad ke-16. Semenjak abad
ke-17 bijinya digunakan dalam campuran roti atau diolah sebagai pengganti kopi serta cokelat. Penggunaannya sebagai sumber minyak mulai dirintis pada abad ke-19.
Posting Komentar